ibu.....


Ibu...
adalah wanita yang telah melahirkanku
merawatku
membesarkanku
mendidikku
hingga diriku telah dewasa

Ibuku bernama Endang Susilowati, lahir di Surabaya 10 Oktober 1950. Ibu menghabiskan seluruh waktunya dari kecil hingga sekarang di Surabaya. Menyelesaikan masa-masa putih abu-abu di SMU Trimurti Surabaya. Selepas masa SMU, ibu tidak melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi. Ibu lebih memilih untuk menjadi ibu rumah tangga. Ibu nikah dengan Bapak pada tahun 1971, dengan dikaruniai 3 orang anak.

Ibu adalah sosok wanita yang sangat penyabar. 


Ibu membesarkan anaknya dengan penuh pengertian dan kasih sayang. Ibu tidak pernah keras terhadap anaknya namun tegas. Ibu mengajarkan anaknya untuk lebih peduli dengan lingkungan sekitar. Dan satu perkataan Ibu yang sangat saya percaya dan ingat hingga sekarang adalah “kalau kamu berbuat baik, Insyallah kmu mendapat balasan yang baik pula”.

Ibu juga adalah sosok wanita yang suka bercanda. Ibu sangat pintar dalam mencairkan suasana.

Saat ini, Ibu menghabiskan hari-harinya di rumah dengan mengurusi usaha keluarga. Usaha keluarga kami adalah peternakan sapi. Kadang juga, Ibu lebih suka untuk bermain di rumah keluarga di daerah Nongkojajar. 
Karena kata ibu di sana lebih nyaman daripada harus tinggal di Surabaya.


Tugas Wawancara di Taman Bungkul - Narasumber PKL

Nama                                    : Soetrisno
Alamat                                  : Kemayoran Baru DKA, Surabaya
Tempat/tanggal lahir           : Surabaya, 28 Juni 1975               
Umur                                    : 35 tahun
Pekerjaan                            : PKL di Taman Bungkul

========================================================

Apa yang anda lakukan di Taman Bungkul ?
-          Saya berjualan di Taman Bungkul ini.

Selain berjualan, apa yang biasa anda lakukan saat berkunjung di Taman Bungkul ?
-          Selain berjualan, saya biasanya di Taman Bungkul itu melakukan ziarah di makam. Waktu ziarah biasanya pada saat saya libur berjualan. Jadi biasanya saya ziarah bersama teman-teman saya.

Apa saja yang anda jual ?
-          Saya menjual mainan-mainan buat anak kecil, mas. Ada macam-macam, mas. Mainan robot, mobil remote control, boneka, dan masih banyak lagi mas.

Sejak kapan anda berdagang di Taman Bungkul ?
-          Sudah lama, mas. Sudah sekitar 3 tahun lebih saya berjualan di sini. Jadi sekitar tahun 2007 saya sudah berjualan disini.

Kapan saja anda berjualan di Taman Bungkul ini ?
-          Hampir setiap hari. Kecuali apabila ada acara di luar kota. Maksudnya apabila ada event-event di luar kota yang sekiranya menarik buat saya, ya saya ikut berjualan di event itu. Seperti ada pameran, Hari Jadi Kota, atau acara-acara lain. Biasanya setiap tanggal 14 Juni itu ada acara Taman Budaya dan Kesenian di Art Center Bali, ya saya meluncur ke sana.



Menurut pandangan anda tentang Taman Bungkul dengan kacamata seorang PKL ?

-          Menurut saya, kalau ditujukan untuk seorang pedagang, prospek di Taman Bungkul ini lebih bagus dibandingkan taman-taman yang lain di Surabaya. Karena disini lebih ramai pengunjungnya. Dan juga banyak pengunjung dari luar kota.


Agak kembali ke awal ya, mas. Saat pertama kali anda berjualan di Taman Bungkul ini, apakah ada prosedur-prosedur khusus untuk bisa berjualan di sini ?

-          Saya berjualan di sini tanpa ijin resmi . Jadi saya hanya koordinasi dengan dengan pemilik warung sekitar saja. Jadi biar sama-sama saling menjaga antara pemilik warung dengan saya. Agar pemilik warung sekitar juga tidak merasa terganggu dengan kehadiran saya. Istilahnya pamitan sama pemilik warung, mas.


Jadi anda tergolong pedagang illegal di sini ?

-          Iya, mas. Saya saja pernah diobrak sama satpol PP tapi ya saya tetap balik berjualan lagi ke sini.


Wah, jadi anda bandel juga ya ?

-          Ya, bagaimana lagi untuk cari makan ini mas. Daripada mencuri kan .


Berapa penghasilan anda dalam sehari berdagang di Taman Bungkul ?

-          Tidak tetap, mas.  Karena juga tergantung dari ramainya pengunjung di taman ini. Kalau hari Sabtu biasaya ramai sekali disini. Kalau taman lagi sepi pengunjung, ya ikut berkurang penghasilan saya. Kalau dirata-rata mungkin penghasilan saya perharinya itu sekitar Rp 50.000,00.


Apakah anda pernah mendengar mengenai tentang pajak yang akan dipungut kepada para PKL binaan Pemkot, khususnya di Taman Bungkul ini ?

-          Pernah, mas. Saya kan juga suka baca berita. Saya mengetahui tentang kabar itu dari Koran.



Apakah sudah ada sosialisasi ke anda mengenai pajak tersebut ?

-          Masih belum, mas. Saya kan masih PKL illegal.


Bagaimana pendapat anda mengenai pajak tersebut ?

-          Saya rasa itu tidak masalah. Tapi semoga saja hasil dari pajak tersebut dimanfaatkan sebaik mungkin oleh pemerintah. Mungkin bisa digunakan untuk lebih mensejahterakan PKL nya sendiri. Jangan dibuat yang aneh-aneh.


Apa yang anda harapkan dari Taman Bungkul ?

-          Yang saya harapkan dari Taman Bungkul sebagai seorang PKL di sini adalah ada pembinaan bagi PKL semacam saya. Saya kan masih tergolong PKL illegal, jadi saya sangat berharap ada sebuah bantuan dari pihak Taman Bungkul sendiri. Mungkin bisa berupa pembinaan tersebut. Jadi istilahnya saya berharap menjadi PKL binaan, tidak illegal lagi. Disediakan tempat khusus bagi PKL, semacam kios atau warung sendiri.

Tugas Wawancara di Taman Bungkul - Narasumber Pengunjung


Nama                                    : Iftah Nasrul
Alamat                                  : Wisma Kedung Asem F 41 , Sby
Tempat/tanggal lahir           : Madiun, 15 September 1988   
Umur                                    : 22 tahun
Pekerjaan                            : Mahasiswa
  
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Apa yang kamu lakukan di taman bungkul saat ini ?
-          Saya disini sekarang hanya bermain dan kumpul dengan teman-teman saya.

Seberapa sering kamu berkunjung ke Taman Bungkul ?
-          Sekitar 2 minggu sekali saya berkunjung di Taman Bungkul.

Pada hari apa kamu sering berkunjung ke Taman Bungkul ?
-          Saya sering kesini pada hari Sabtu. Karena kalau malam minggu disini sangat ramai, mas.

Dengan siapa kamu biasanya berkunjung ke Taman Bungkul ?
-          Bersama teman-teman mas. Kalau sendirian saya tidak pernah karena disini enak dibuat nongkrong bersama teman-teman.

Apa yang biasanya kamu lakukan saat berkunjung ke Taman Bungkul ?
-          Cuman kumpul bersama teman-teman dan biasanya makan-makan di warung.

Pendapat kamu tentang Taman Bungkul sekarang bagaimana ?
-          Saya sangat senang adanya Taman Bungkul saat ini. Karena tempat ini bukan hanya difungsikan sebagai taman kota, melainkan bisa dibilang sebagai wahana hiburan masyarakat.

Apa yang membuat kamu tertarik untuk berkunjung ke Taman Bungkul ?
-          Yang membuat saya tertarik berkunjung disini adalah suasananya. Karena biasanya saya ke Taman Bungkul itu untuk melepas stress, mas. Jadi disini itu salah satu tempat untuk melepas stres saya karena menurut saya suasana disini itu asyik sekali apalagi disini banyak fasilitas disediakan.

Fasilitas apa yang sering kamu gunakan saat bermain di Taman Bungkul ?
-          Saya suka mencoba fasilitas free Wifi-nya tapi sayang sekarang fasilitas itu tidak bisa diakses semudah dulu.

Menurut kamu, apa kekurangan di Taman Bungkul yang harus segera dibenahi ?
-          Saya rasa yang harus dibenahi dari Taman Bungkul adalah masalah ketertiban PKL dan parkirnya. Karena masih banyak PKL liar di Taman Bungkul. Mungkin bisa dibuat kios-kios buat PKL liar tersebut. Dan masalah parkir, masih terlihat tidak teratur yang bisa menyebabkan kemacetan. Kalau dikelelola dengan baik, niscaya Taman Bungkul pasti terlihat lebih rapi.

Harapan kamu untuk Taman Bungkul nantinya ?
-          Saya berharap Taman Bungkul nantinya itu ada sebuah taman baca, mas. Jadi taman itu khusus untuk tempat membaca. Jadi mungkin disalah satu sisi Taman Bungkul bisa dibangun sebuah fasilitas khusus untuk membaca.

Apakah akan cocok Taman Bungkul disediakan sebuah taman baca ?
-          Itu semua tergantung pemerintah bagaimana mengelolanya, mas.